Bangkitnya ekonomi dari arah resesi menjadikan masyarakat antusias untuk mengejar kehidupan yang lebih baik. Bagaimana tidak gejolak masyarakat yang berkeinginan untuk segera di vaksin meningkat. Hal ini menandakan kesehatan, ekonomi dan kesadaran untuk hidup sehat pada masyarakat meningkat. Masa pemulihan dari keterpurukan kesehatan dan ekonomi menjadikan cambuk sebagai individu maupun masyakat pada umumnya.
Seiring dengan perjalanan waktu selama pandemi tanpa di sadari banyak temuan dilingkungan masyarakat yaitu meningkatnya anak yatim tanpa keluarga karena pandemi, meningkatnya janda/duda yang ditinggalkan suami/istri karena pandemi, peningkatan perceraian karena ekonomi dampak dari pandemi, dan pemutusan hubungan kerja dari sektor industri mikro maupun makro juga dari dampak pandemi.
Perubahan – perubahan pada tatanan masyarakat sangat signifikan diantaranya pertemuan – pertemuan rapat di organisasi, silaturrahmi anjangsana, pengajian-pengajian rutin, pertemuan RT/RW /PKK, hingga tilik keluargapun tidak dapat terlaksana. Rasa kekeluargaan dan empati dimasyarakatpun berkurang sejalan dengan perkembangan yang ada. Mungkin etika dan moral masyarakat lambat laun akan pudar bila hal ini masih berlanjut tanpa ada pengereman dari keluarga atau pemahaman dari keluarga.
Pemulihan pandemi juga beriringan dengan pemulihan tatanan budaya masyarakat yang terbungkus sangat rapi oleh Agama, sangat diharapkan dengan bantuan dari setiap keluarga memberi contoh dan mengajarkan karena saat ini hampir 100 persen selama pandemi komunikasi, pendidikan norma dan etika ada ditangan orangtua. Karena beberapa hari, pekan, bulan hingga tahun selama pandemi aktifitas keluarga didalam rumah.
Harapan selama pemulihan ini keluarga dan masyarakat menjadi meningkatnya hidup keluarga untuk sehat, meningkatnya ekonomi keluarga agar sejahtera, meningkatnya kerukunan masyarakat dan ketaatan dalam menjalankan agama. Hal ini membutuhkan energi yang bertahap karena seperti mengawali kehidupan baru untuk hidup lebih baik dan sehat. rhn