Cuaca yang tidak menentu dan kendala rutinitas yang berganti tiap waktu akibat pandemi yang belum usai. Sangat berdampak bagi rutinitas kerja, berangkat hingga pulang kerja. Agenda kegiatan yang sesuai rencana seharusnya lancar akhirnya tertunda hampir tiga tahun. Mungkin hanya kesabaran yang masih bertahan walau kejenuhan melanda.Saat melihat bukan hanya kita yang mengalami hal tersebut, menjadikan optimis bahwa kita harus kuat, bisa bertahan. Skenario Allah SWT yang lebih tahu apa yang akan terjadi kemudian. Harapan dan semangat untuk hidup dan berjuang bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan umatnya atas perjuangan dalam do’anya.
Saat di tinggal pasangan hidup untuk memenuhi panggilan kekasihNya. Maka tidaklah mudah untuk bertahan dalam proses beradaptasi, menanggung beban anak -anak dan keluarga yang ditinggalkan, menanyakan hutang kawan dan angsuran yang wajib terlunasi, menjaga harta yang ditinggalkan dan proses pembagian waris setelah anak sudah mandiri. Peran Ibu/Istri yang ditinggalkan pasangan hidupnya sangat membutuhkan dukungan dan motivasi. Karena perannya ganda dan bukan main memikirkan masa depan anak-anaknya dari proses menjaga mental, pendidikan dan penikahannya. Sebelum terwujud hal tersebut mereka mati-matian dan berjuang meraih dengan do’a dan bersabar. Keyakinan kepada Allah SWT menambah nilai akan terjaganya maruah. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hambanya karena Dia sangat dekat. Do’a, ucapan, dalam hati dan fikiran tidak hanya di kabulkan, belum berdo’apun akan terkabulkan dan termuliakan. Hal tersebut menjadikan diri selalu menjaga dan terjaga dengan
- Menjaga Kehormatan
Memilih dan memilah teman sangat diperlukan dan hati -hati agar terhindar dari sesuatu yang kurang baik dalam kehidupan bersama anak-anak dan keluarga besar. Menambah ilmu dan mau mencarinya akan berdampak baik sehingga wawasan kita berpacu dalam kesibukan yang bermanfaat terhadap sesama.
- Menjaga Komunikasi
Memelihara hubungan dengan lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat sangatlah berhati-hati untuk menghindari gesekan yang tak enak hati. Diperlukan komunikasi yang ramah, santun dan rendah hati. Itu sangat mudah dan bisa mencontoh pada diri saat masa kanak-kanak yang menyenangkan bemain bersama orang tua, Pasangan hidup, teman TK, SD, SMP hingga Perguruan Tinggi, berapa banyak kalimat bahasa komunikasi yang kita peroleh dari orang tua dan rekan -rekan yang ada di sekitar, dari kecil hingga dewasa. Berapa rekan kita saat dulu hingga sekarang, Komunikasi itulah yang membuat hidup dan membangun karakter yang baik. Saat memahami hal tersebut timbul akan rindu dan kasih, penuh dengan bahasa kasih dan kedamaian yang menyenangkan. Tidak menguras energi yang ada hanya kebahagiaan, kerukunan dan kedamaian. Sangat mudah bukan? bila komunikasi menyenangkan.
- Menjaga Ibadah
Ibadah yang terlaksana dengan baik, teratur akan menumbuhkan kesempurnaan hidup karena pondasi utama dari semua amalan. Hanya tujuan hidup kita adalah ibadah. Langkah kaki kita adalah Ibadah, Ucapan, pendengaran, penglihatan, gerak jari jemari kita yang baik adalah Ibadah, prasangka yang baik hati dan qolbu kita adalah Ibadah dan yang ada dalam fikiran kita adalah Ibadah. Dan semua dipertanggung jawabkan, tidak dapat di wakilkan.
- Menjaga Nasehat
Ujian yang menguras energi harus di redam dengan perang melawannya. Bukan menantang akan tetapi menabur kebaikan, bukankah api akan padam bila dilempar tanah. Rasa marah akan hilang dibalas dengan diam. Saat silaturahim keluarga, menghadiri seminar, mengikuti pengajian dan kegiatan yang positif, catatan-catatan kecil dalam ingatan maupun tulisan adalah ilmu yang perlu dijaga. Hal itu akan memberikan kemudahan dalam menjalankan ilmu yang didapat. Itu merupakan lahan dalam mencapai peningkatan ilmu yang diperoleh dan mudah menyesuaikan dalam keadaan.
- Menjaga peran
Rutinitas yang teralami bisa menyenang kan bila menguasi perannya. Tidak perlu berebut, hanya tinggal menyesuaikan kemampuan, tak perlu memaksakan diri yang bikin terkuras energi. Perlu perjuangan dan kesabaran dalam mendapakan peran yang pas sesuai koridornya.
Hal tersebut sebagai peran dan perang untuk melawan yang belum baik.Saat menuju kebaikan dan ingin baik berlomba-lomba dalam kebaikan yang harus manfaatkan waktu, manfaatkan Ilmu, dan manfaatkan persaudaraan dalam kebaikan untuk lebih baik lagi. Semoga sehat dan bahagia.