Cuci tangan masih dianggap ‘sepele’ dan belum banyak diperhatikan oleh hampir setiap warga dimanapun. Bahkan ada juga seseorang dengan pekerjaan yang menurut kacamata kesehatan tangannya masih terkontaminasi bahan yang membahayakan, tetapi dengan ‘enteng’nya memegang makanan dan langsung disantap. Oleh karena itu insan kesehatan merasa perlu adanya gerakan cuci tangan karena merupakan salah satu langkah preventiv beberapa penyakit menular agar bisa tercegah. Bahkan badan kesehatan duniapun juga berkepentingan untuk hal tersebut, sebagai upaya pencegahan penyakit menular yang kerap terjadi di daerah ‘kumuh’.
Hari Cuci Tangan (Pakai Sabun) Sedunia adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh PBB bekerjasama dengan organisasi lainnya baik pihak pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.
Hari Cuci Tangan Sedunia yang dimulai pada tahun 2008 diharapkan akan memperbaiki praktik-praktik kesehatan pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia adalah upaya memobilisasi jutaan orang diseluruh dunia untuk melakukan cuci tangan mereka dengan sabun.
Salah satu tujuan dari kampanye ini adalah penurunan angka kematian pada anak-anak dimana ribuan anak balita penderita diare meninggal setiap harinya diseluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi serta pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, yang menurut penelitian dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50 persen.
Disamping itu kampanye juga dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pembangunan fasilitas sanitasi disekolah. Menurut Unicef kurangnya sarana air bersih mengakibatkan penurunan tingkat kehadiran anak perempuan disekolah saat mereka memasuki masa puber, karena tidak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. Akses air bersih dan sanitasi ditengarai merupakan dasar penting untuk kehidupan anak-anak diseluruh dunia dilihat dari segi kesehatan, kelangsungan hidup, dan rasa penghargaan terhadap diri mereka. Penyediaan air bersih dan perilaku sanitasi yang baik disekolah juga menjadi salah satu unsur dan cara untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals).
Pencegahan penyakit merupakan faktor penting yang harus dilakukan insan kesehatan terhadap seluruh anggota masyarakat. Namun masyarakat harus bersedia merubah perilaku yang cenderung mengundang penyakit dan harus menggantinya dengan perilaku hidup sehat. Begitu juga kebersihan lingkungan harus selalu dijaga bersama agar sanitasi yang higienis selalu terjamin. Dengan hal yang ‘sepele’ cuci tangan, jiwa raga kita akan lebih terjaga dari serangan beberapa penyakit yang mengakibatkan kita kurang berdaya dan kurang produktiv. Semoga kita selalu sehat.
Oleh : dr. A. Budhy K.