Allah SWT menurunkan para nabi kepada setiap bangsa untuk memberi mereka petunjuk. Surat An Nahl 36 “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat: “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut itu”.Juga didalam Surat Fathir 24 “Dan tidak ada suatu ummatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”Dan di dalam Ar raad 7 “Dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.”
Kita mengenal beberapa Nabi didalam Al-Qur’an dan banyak lainnya yang tidak kita kenali. Para Nabi ini memberi petunjuk kepada ummatnya untuk menjalani hidup yang beriman, damai, dan mulia.
Para nabi tidak meminta balas jasa atas pekerjaannya yang tulus buat kemanusiaan ini. Sebagai contoh, Nabi luth AS bersabda: Ash Shuara 164 “Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.”
Pelayanan yang sangat tulus dan penuh dedikasi dari para nabi ini sangat manakjubkan, sedangkan reaksi dari para ummatnyapun tidak kalah mengherankan. Sebagai contoh Nabi Nuh AS, ia hidup diantara ummatnya selama 950 tahun lamanya. Gambaran dakwahnya yang tiada henti selama 910 tahun dijelaskan di dalam surat Nuh 5-12. “ Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan Sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka. mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian Sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian Sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka dan dengan diam-diam, maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,’ sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Kita lihat bahwa Nabi Nuh AS mengajak ummatnya disiang hari maupun malam hari, dengan diam-diam maupun dengan terbuka, dengan keras maupun dengan lunak. Yang diminta dari Allah SWT hanyalah ampunanNya terhadap dosa-dosa mereka karena ia adalah Maha Pengampun dan Penyayang. Sebagai contoh ketika umatnya meminta ampun dari Allah SWT, ia mengirimkan hujan sebagai bukti pengampunanNya kepada mereka. Hujan membawa hasil bumi yang melimpah ruah serta harta dan kesejahteraan.
Ummatnya sebaliknya, menanggapi panggilan Nuh AS dengan cemoohan, mereka memasukkan jarinya ketelinga sebagai tanda bahwa mereka tidak mau mendengar himbauannya apapun yang dikatakannya. Beberapa bahkan menutupi badannya dengan selimut seolah-olah mereka tidak mau berurusan apapun dengan Nabi Nuh AS. Dalam bahasa kasarnyamereka mengusir Nabi mereka dan tidak peduli apapun yang dikatakannya. Ummatnya sangat congkak dan keji terhadap Nabi Nuh AS. Seperti yang diriwayatkan oleh dhihak, Ibnu Abbas RA bahwa ummat sering memukul Nabi Nuh AS sampai ia tersungkur. Mereka membungkusnya dengan selimut dan membuangnya disuatu tempat dengan harapan agar dia mati. Ketika nabi Nuh siuman, ia berdo’a kepada Allah SWT agar dia mengampuni umatnya karena mereka tidak mngerti. Dengan cara ini ia telah berdakwah kepada tiga generasikarena ia dikarunia Allah SWT umur yang panjang sebagai mukjizatNya. Nabi NuH AS berharap bahwa generasi yang berikutnya akan lebih p[eduli terhadap himbauannya. Sayangnya setiap generasi yang mendatang bahkan lebih buruk daripada generasi sebelumnya. Selama 950 tahun hanya sedikit umatnya yang mau menerima petunjuk.
Biasanya orang miskin lebih mudah menerima dakwahnya. Hal ini membuat marah orang-orang kaya karena mereka tidak mau disatukan dengan orang miskin. Ash Shuara 111-115 “Mereka berkata, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” Nuh menjawab, “Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kalian menyadari. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan.”
Sangat menarik untuk diketahui bahwa ketika Raja Habsha bertanya kepada Jaffar RA “Orang yang bagaimanakah yang menerima petunjuk Nabi Muhammad SAW?”Jaffar RA menjawab: “Biasanya mereka adalah orang miskin.” Raja Habsha berkesimpulan bahwa nabi Muhammad SAW adalah benar-benar seorang pesuruh Allah SWT karena hal yang sama berlaku terhadap Nabi-nabi sebelumnya. Reaksi yang biasa dilakukan oleh orang kaya dijelaskan di dalam Al –Qur’an. Saba 34-35
“Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” Dan mereka berkata, “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.”
Allah SWT berfirman kepada orang-orang kaya ini. Saba 37 “Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)”
Manusia beranggapan bahwa bila mereka mengikuti ajaran yang bertentangan dengan ajaran orang tua mereka sebagai tidak menghormati nenek moyangnya. Ini adlah hambatan terbesar dalam menerima petunjuk Allah SWT. Al Baqarah 170 “Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab, (Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya). Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk.”
Orang yag mencari kebenaran yang hakikiakan dengan ikhlas membuang semua bentuk kecurigaan dan keraguan, Allah SWT pasti akan menunjukkan mereka “jalan yang lurus.” Al Ankabut 69 “Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan dan keberanian untuk mencari kebenaran yang sejati. Kebanyakan dari para nabi diturunkan hanya kepada satu bangsa atau satu daerah tertentu. Tetapi nabi Muhammad SAW diturunkan untuk seluruh ummat manusia. Saba 28 “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
Nabi Muhammad SAW bukan hanya seorang Nabi untuk seluruh ummat manusia, tetapi suluruh Firman Allah SWT yang diberikan melaluinya akan terjaga dalam bentuk aslinya sampai hari pengadilan nanti. Al Hijr 9 “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Oleh karena itu tidak perlu lagi diturunkan Nabi lain. Nabi Muhammad SAW adlah Nabi yang terakhir. Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabar, nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang teakhir. Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabar, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Allah SWT telah memberiku lima karunia yang tidak diberikanNya kepada Nabi-Nabi sebelumku:
- Allah SWT telah membantuku sehingga musuh-musuhku merasa takut kepadaku dari jarak yang sama dengan jarak perjalanan satu bulan.
- Allah SWT mengijinkan ummatku melkasanakan ibadah sholat dimana saja ada tempat bersih, dan menggunakan debu sebagai pengganti air untu berwudhu bila tidak ada air.
- Ummatku diijinkan mengambil dan menggunakan harta rampasan perang
- Allah SWT mengijinkanku untuk memberi syafaat yang terbanyak dihari pengadilan.
- Nabi-nabi lain dikirim khusus untuk satu bangsa atau satu daerah. Aku dikirim untuk seluruh manusia, jin, dan alam semesta. (Bukhari dan Muslim)
Beruntunglah kita karena Allah SWT telah menciptakan kita diantara sesama pengikut Nabi Muhammad SAW. Mussab bin Saeeed RA Berkata bahwa kita harus mengucapkan do’a berikut agar bisa menjadi bagian terpadu dari ummat Nabi Muhammad SAW. Al Hashr 10 “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”